Pengertian Bloat (Tympani)
Selain diare, penyakit kembung merupakan salah satu
penyakit yang sering menyerang ternak ruminansia terutama sapi dan domba.
Meskipun terlihat sepele, sebaiknya kita selalu waspada, karena pada kasus yang
berat dapat berakibat fatal dan kematian pada ternak. Ada beberapa jenis kembung,
namun yang akan lebih banyak diungkap disini adalah kembung pada perut rumen (rumen
bloat). Jenis lainnya adalah abomasum bloat yang seringkali lebih fatal
namun jarang terjadi pada sapi dewasa.
Rumen bloat pada ternak dapat diakibatkan oleh banyak faktor. Namun secara garis besar, timbulnya kembung disebabkan karena akumulasi gas yang berlebihan di dalam rumen hewan ruminansia. Sebelum lebih jauh, mari kita melihat mengapa ini bisa terjadi.
Seperti kita ketahui, pencernaan bahan makanan di dalam perut hewan ruminansia dilakukan oleh ”kebun binatang” di dalam perut sapi. Kebun binatang yang dimaksud disini adalah jasad mikro/mikroorganisme yang secara alamiah ada di dalam perut yang bertugas melakukan pencernaan awal terhadap bahan makanan dan terutama protein.
Rumen bloat pada ternak dapat diakibatkan oleh banyak faktor. Namun secara garis besar, timbulnya kembung disebabkan karena akumulasi gas yang berlebihan di dalam rumen hewan ruminansia. Sebelum lebih jauh, mari kita melihat mengapa ini bisa terjadi.
Seperti kita ketahui, pencernaan bahan makanan di dalam perut hewan ruminansia dilakukan oleh ”kebun binatang” di dalam perut sapi. Kebun binatang yang dimaksud disini adalah jasad mikro/mikroorganisme yang secara alamiah ada di dalam perut yang bertugas melakukan pencernaan awal terhadap bahan makanan dan terutama protein.
Proses pencernaan protein oleh mikroorganisme ini akan
menghasilkan berbagai enzim dan asam amino yang dapat diserap oleh dinding usus
ternak. Tanpa adanya mikroorganisme ini dapat dipastikan proses pencernaan
makanan di dalam perut ternak tidak akan dapat terjadi. Namun di sisi lain,
proses pencernaan bahan makanan oleh mikroba juga mengeluarkan eksreksi lain
berupa gas yang sebagian besar adalah karbondioksida (CO2) dan metana (CH4).
Nah gas-gas inilah yang apabila tidak sempat dikeluarkan melalui anus dengan cara berkentut atau dengan bersendawa, gas akan terakumulasi di dalam rumen. Seringkali bloat ringan seperti ini dapat sembuh dengan sendirinya. Namun. apabila kejadian berlanjut dan tidak ditangani, akumulasi gas terjebak ini akan membentuk buih/busa (froathy bloat) yang akan semakin sulit bagi sapi untuk mengeluarkannya.
Nah gas-gas inilah yang apabila tidak sempat dikeluarkan melalui anus dengan cara berkentut atau dengan bersendawa, gas akan terakumulasi di dalam rumen. Seringkali bloat ringan seperti ini dapat sembuh dengan sendirinya. Namun. apabila kejadian berlanjut dan tidak ditangani, akumulasi gas terjebak ini akan membentuk buih/busa (froathy bloat) yang akan semakin sulit bagi sapi untuk mengeluarkannya.
Gejala Bloat
Untuk itu kita perlu mengetahui beberapa gejala yang
tampak ketika ternak mengalami kembung:
1.perut bagian kiri atas membesar
dan cukup keras, bila ditepuk akan terasa ada udara dibaliknya, dan berbunyi
seperti tong kosong, persis ketika kita merasa kembung.
2.ternak merasa tidak nyaman,
menghentakkan kaki atau berusaha mengais-ais perutnya
3.ternak sulit bernafas atau
bernafas melalui mulut
4.sering berkemih/kencing
5.mengejan
6.pada kasus yang berat akhirnya
tidak dapat berdiri dan mati.
Kapan Bloat Terjadi
Banyak
faktor yang dapat menyebabkan bloat. Beberapa yang bisa disebutkan antara lain:
1.genetik atau keturunan (meskipun
hal ini juga sulit dibuktikan)
2.jenis, dan jumlah kandungan
protein tertentu di dalam bahan pakan
3.jumlah dan kecepatan asupan
makanan
4.tekstur bahan pakan
5.populasi mikroba tertentu dalam
rumen
Selain hal-hal diatas, hal-hal lain yang dapat
berkontribusi pada terjadinya kembung sangat beragam, bisa dari suhu dan cuaca,
tingkat stress, kebersihan, atau ketersediaan air. Sehingga kita harus
memperhitungkan faktor-faktor diatas ketika ingin mencari penyebab dari bloat
secara lebih spesifik.
Berdasarkan pengamatan dan studi literatur, penulis beranggapan bahwa makanan adalah faktor dominan penyebab kembung. Makanan yang dimaksud disini adalah pola asupan pakan dan menu.
Bia ditelusuri lebih jauh, pembentukan gas yang berlebihan sering diasosiasikan pada kondisi-kondisi berikut, yang semuanya saling berkaitan:
Berdasarkan pengamatan dan studi literatur, penulis beranggapan bahwa makanan adalah faktor dominan penyebab kembung. Makanan yang dimaksud disini adalah pola asupan pakan dan menu.
Bia ditelusuri lebih jauh, pembentukan gas yang berlebihan sering diasosiasikan pada kondisi-kondisi berikut, yang semuanya saling berkaitan:
1.Hijauan segar sangat disukai
ternak, dengan kondisi perut yang lapar di pagi hari, tingkat asupan rumput
akan semakin tinggi. Ternak akan sangat lahap mengkonsumsi hijauan yang
langsung masuk ke dalam rumen.
2.Hijauan pada usia muda memiliki
kandungan nutrisi puncak. Nutrisi yang tinggi ini juga sangat digemari oleh
mikroba.
3.Hijauan di pagi hari memiliki
kandungan embun dan air yang tinggi yang sering diasosiasikan sebagai pemicu
bloat.
4.Hijauan di awal musim hujan sedang
berada pada tahap pertumbuhan pesat dan nutrisi tinggi. Hal ini bisa dibuktikan
dengan banyaknya kejadian bloat pada awal musim hujan. Dimana setelah melewati
musim kemarau, ternak kangen terhadap rumput segar dan mengkonsumsinya dengan
lahap.
5.Hijauan yang baru diberi pupuk
juga sedang dalam kondisi pertumbuhan pesat dan nutrisi tinggi.Jenis
leguminosae (kacang-kacangan) tertentu ditenggarai dapat memicu bloat selain karena
kandungan protein yang tinggi.
Pencegahan Bloat
Kondisi
diatas memicu aktivitas mikroba yang tinggi di dalam rumen. Seperti telah
disinggung, aktivitas mikroba yang tinggi akan meningkatkan produksi gas dan
pada gilirannya mengakibatkan bloat.
Tidak ada tindakan pencegahan yang terbukti 100% berhasil, namun demikian untuk meminimalisir kejadian bloat, kita dapat melakukan hal-hal berikut:
Tidak ada tindakan pencegahan yang terbukti 100% berhasil, namun demikian untuk meminimalisir kejadian bloat, kita dapat melakukan hal-hal berikut:
1.Jangan memberikan hijauan atau leguminosae
segar, apalagi yang berusia muda di pagi hari. Berikan sarapan pada sapi
rumput kering atau hijauan yang telah dilayukan. Beberapa penelitian
menyebutkan, pelayuan selama 2 – 3 jam sudah cukup menurunkan kandungan air.
Suatu kebiasaan yang baik apabila peternak memberikan terlebih dahulu hijauan yang
dipanen pada hari kemarin untuk diberikan pada pagi hari ini. Bila tidak
tersedia hijauan kering, berikan konsentrat atau hijauan segar dalam kuantitas
yang kecil dan perlahan-lahan.
2.Jangan lepaskan ternak di padang
penggembalaan di pagi hari apalagi dalam keadaan perut kosong. Awali dengan
rumput kering untuk meredakan nafsu makan atau tunggu ketika matahari mulai
naik dan embun sudah menguap. Hal yang sama juga berlaku apabila rumput
penggembalaan basah oleh air hujan.
3.Observasi ternak di padang penggembalaan
minimal 2 jam setelah diumbar. Pada rentang waktu ini biasanya bloat terjadi.
Bila terlihat ada gejala, jangan terburu-buru menariknya dari grazing area,
seringkali bloat dapat sembuh dengan sendirinya. Apabila gejala berlanjut,
segera beri tindakan.
4.Pastikan perut ternak terisi
rumput kering/hay/serat sebelum digembalakan pada awal musim hujan. Hal ini
akan mengurangi asupan rumput segar sehingga memungkinkan rumen lebih mudah
beradaptasi dengan menu baru yang segar perlahan-lahan.
5.Berikan hijauan dalam bentuk
kasar. Jangan potong kecil-kecil hijauan. Semakin kasar potongan hijauan
(misalnya hijauan utuh) akan semakin lambat mikrobial rumen mencerna sehingga
meminimalkan kemungkinan bloat.
6.Cara pemberian hijauan (dan
konsentrat) sedikit demi sedikit tapi dengan frekuensi yang sering adalah
paling baik, sayangnya ini akan merepotkan peternak sendiri.
7.Beberapa ternak seringkali
mengalami bloat berulang yang kronis. Mungkin disebabkan oleh faktor genetis.
Bisa dipertimbangkan untuk di afkir saja.
8.Karena sebagian besar penyebab
bloat adalah proses pencernaan oleh mikroorganisme, pemberian probiotik
terutama pada sapi muda dapat membantu memperbaiki fungsi rumen.
Ada beberapa
obat khusus untuk pencegahan seperti pemberian anti-bloat yang disisipkan pada
pakan (ionophore), antibiotik (oxytetracycline, penicillin), deterjen khusus
ataupun anti-foam, namun untuk kondisi sebagian besar peternak di Indonesia hal
ini kurang applicable sehingga tidak akan dibahas lebih lanjut disini.
Pengobatan Bloat
Meskipun
anda sudah melakukan langkah-langkah pencegahan, bloat masih dapat terjadi.
Memanggil dokter atau personil kesehatan hewan merupakan tindakan yang
dianjurkan. Namun hal ini tidak selalu dapat dilakukan karena berbagai
keterbatasan. Tindakan yang dapat dilakukan oleh peternak baik secara
tradisional maupun medis modern untuk mengobati bloat diantaranya adalah:
1.Ganti menu hijauan segar dengan
daun kering/hay. Hal ini akan membantu pada bloat ringan. Membawa ternak
berjalan jalan juga dapat membantu.
2.Bila masih berlanjut, berikan anti
foam. Secara tradisional berupa minyak nabati atau lemak. Minyak bertugas
sebagai pengurai buih.Biasanya menggunakan minyak nabati atau minyak sayur atau
minyak goreng pada dosis 150 – 300 ml segera setelah bloat terdeteksi. Susu
murni sebanyak 1 liter juga dapat dijadikan alternatif untuk membuyarkan buih.
Obat modern anti foam untuk mengobati timpani juga tersedia dalam berbagai
merek, dapat diperoleh di toko-toko obat hewan.
3.Dengan menggunakan selang (ukuran
¾” sampai 1” diameter) sepanjang 2 – 3 meter yang dilumuri dengan minyak,
dimasukkan melalui mulut melalui esophageal sampai mencapai rumen untuk
membantu mengeluarkan gas dari dalam rumen. Selang ini sering disebut selang
esophagus/stomach tube. Cara ini terkadang berhasil namun cukup berbahaya
karena dapat menganggu bagian dalam ternak. Sebaiknya mintakan saran pada
dokter hewan atau latihlah dahulu sebelum bloat terjadi.
4.Apabila cara diatas tidak terlihat
manjur dan kondisi ternak sudah tidak bisa berdiri sementara dokter hewan belum
datang, anda harus melepaskan tekanan gas dengan paksa dengan cara melubangi
dinding perut sapi. Bisa dengan menggunakan trokar (semacam penusuk, mirip paku
tapi lebih besar) yang ditusukkan pada perut kiri atas, di belakang tulang
rusuk. Gas yang terjebak dapat keluar melalui lubang tersebut. Apabila trokar
tidak tersedia, sembarang alat yang tajam sepeti jarum suntik, jarum besar atau
paku dan pisau bisa juga digunakan untuk membuat lubang sedalam kira-kira 2.5cm.
Setelah ditusukkan, pisau jangan dicabut, tapi diputar miring sehingga gas bisa
keluar. Namun demikian tindakan ini sebaiknya dipandang sebagai cara terakhir,
karena bila salah dapat merobek rumen. Apabila ini terjadi dokter harus
melakukan jahitan dan memberikan antibiotik untuk menghindari infeksi.
Beberapa
pendapat t peternak tentang cara pengobatan kembung secara tradisional adalah:
1.Beberapa peternak mengklaim dengan
memberikan air soda (sprite) 1- 2 botol dapat membantu. Bila ditelusuri, soda
dapat memudahkan sendawa. Namun demikian perlu diteliti lebih lanjut, jangan
sampai kandungan gas (karbondioksida) pada soda malah terjebak dan memperparah
bloat.
2.Pemberian daun nangka muda dapat
mengobati sakit perut. Peternak juga suka memberikan daun nangka ini pada
ternak yang mengalami bloat. Penulis tidak mengetahui secara pasti kandungan
daun nangka, namun pada kasus bloat ringan dapat membantu. Mungkin karena serat
kasarnya saja.
3.Memberikan air kelapa muda.
Pendapat kami, air kelapa mengandung mikroorganisme probiotik, sehingga
kemungkinan dapat membantu.
4.Memasukkan pelepah atau daun
pepaya pada anus ternak yang mengalami bloat. Analisa kami, pepaya mengandung
pektin yang sering digunakan sebagai obat diare.
Beberapa
resep tradisional lain untuk mengobati bloat yang dapat kami temukan antara
lain:
1.Daun kentut atau sembukan 3
genggam dan bawang merah 20 buah. Parut halus daun kentut dan haluskan bawang
merah. Campur kedua bahan dan tambahkan garam. Campur air dalam botol dan
minumkan. Dosis untuk satu ekor sapi dewasa.
2.Getah pepaya 2 sendok makan. Garam
dapur 1 sendok makan. Campurkan secara merata dan tambah air dalam botol air
mineral kemudian diminumkan. Dosis untuk satu ekor sapi pedet.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar