Rabu, 04 Juni 2014

Anatomi dan Fisiologi Ambing




ANATOMI DAN FISIOLOGI AMBING

1. Pendahuluan
Ambing merupakan karakteristik utama pada semua Mammalia.Ambing berasal dari kelenjar kulit dan dikelompokkan sebagi kelenjar eksokrin. Ambing berfungsi mengeluarkan susu untuk makanan anaknya setelah lahir. Ambing ini tumbuh selama kebuntingan dan mulai mengeluarkan susu setelah beranak. Berbagai hormon yang menentukan reproduksi juga mengatur ambing.Karena itu, perkembangan ambing dan laktasi adalah bagian integral dari reproduksi.
Tujuan mempelajari anatomi dan fisiologi ambing adalah menguraikan anatomi ambing sapi, pertumbuhan normalnya, dan perkembangan selama berbagai fase reproduksi, serta kontrol endrokin atas proses ini.
2. Gambaran Eksternal Ambing
Ambing/kelenjar susu sapi terdiri dari empat (4) bagian terpisah. Bagian kiri dan kanan terpisah jelas, bagian ini dipisahkan oleh sulcus yang berjalan longitudinal yang disebut sulcus intermammaria. Kuartir depan dan belakang jarang memperlihatkan batas yang jelas. Jika dilihat dari samping, dasar ambing sebaiknya rata, membesar ke depan dan melekat kuat ke dinding tubuh perut. Pertautan pada bagian belakang sebaiknya tinggi dan lebar, dan tiap kuartir sebaiknya simetris. Gambaran eksternal ini memberi arti produktivitas seumur hidup dan merupakan kriteria penting yang digunakan untuk menilai sapi perah pada pameran ternak dan penilaian klasifikasi
bangsa. Berat ambing tergantung umur, masa laktasi, banyaknya susu di dalam ambing, dan faktor genetik. Beratnya berkisar antara 11,35–27,00 kg atau lebih tidak termasuk susu. Kapasitas ambing adalah 30,5 kg. Berat dan kapasitasnya naik sesuai dengan bertambahnya umur.Setelah sapi mencapai umur 6 tahun berat dan kapasitas ambing tidak naik lagi.Terbesar kapasitasnya pada laktasi yang kedua dan ketiga. Normalnya, kuartir belakang lebih besar dari kuartir depan dan menghasilkan susu sekitar 60 persen produksi susu sehari. Susu dari tiap kelenjar disalurkan ke luar melalui puting, puting susu berbentuk silindris atau kerucut yang berujung tumpul. Puting susu belakang biasanya lebih pendek dibandingkan puting susu depan. Bila menggunakan mesin perah putting susu yang pendek lebih menguntungkan dibanding
dengan yang panjang, karena milk-flow rate-nya lebih cepat, dengan perkataan
lain sapi dengan puting panjang diperah lebih lama dari pada putting pendek. Sifat terpenting puting untuk pemerahan efisien adalah (1) ukuran sedang, (2) penempatan baik, dan (3) cukup tegangan pada otot spinkter sekitar lubang puting agar memudahkan pemerahan dan susu tidak menetes. Antara 25 sampai 50 persen sapi mempunyai puting berlebih (tambahan), keadaan ini disebut supranumerary teat.Puting berlebih ini biasanya terletak di sebelah belakang.Sebaiknya puting berlebih ini dihilangkan sebelum pedet mencapai umur satu tahun, hal ini untuk mencegah terjadinya mastitis.
3. Gambaran Internal Kelenjar Susu/Ambing
Ambing terdiri dari rangkaian sistem berbagai struktur penunjang. Struktur
penunjang ini adalah darah, limfe dan pasokan syaraf, sistem saluran untuk menyimpan dan mengangkut susu, serta unit epitel sekretori bakal alveoli. Tiap komponen ini berperan langsung atau tidak langsung terhadap sintesis susu,
Jaringan Penunjang
Kulit. Walaupun perananan kecil sebagai jaringan penunjang dan stabilisator ambing, namun kulit ini sangat besar peranan sebagai jaringan pelindung bagian dalam ambing dari luka dan bakteri. Ligamen suspensori lateral. Ligamen suspensori lateral merupakan salah satu jaringan penunjang utama ambing. Jaringan ikat ini sangat berserabut, tidak lentur (non-elastis), dan berasal dari perluasan otot atas dan belakang ke ambing. Ligamen suspensori lateral membesar sepanjang kedua sisi ambing
dan bagian ujung jaringan masuk ke dalam ambing untuk menopang bagian dalam ambing.
 Ligamen suspensori lateral membesar ke bagian tengah dasar ambing dimana jaringan bergabung dengan ligamen suspensori median. Ligamen suspensori median.Jaringan ikat ini juga merupakan jaringan penunjang utama ambing. Jaringan disusun dari jaringan lentur (elastik) yang timbul dari tengah dinding perut dan membesar di tengah ambing yang menyatukan ligamen suspensori lateral di dasar ambing. Kelenturan ligament suspensori median berguna agar ambing dapat membesar bila berisi susu.
Sistem Pembuluh Darah.
Darah yang mengandun O2 meninggalkan jantung melalui aorta dan kemudian
melalui cabang-cabang arteri yang lebih kecil darah dibawa ke ambing melalui
dua buah arteri : arteri pudenda externa (kanan dan kiri). Kedua arteri ini menembus dinding perut melalui canalis inguinalis masing-masing kanan dan
kiri masuk ke dalam ambing. Pada saat masuk ke dalam ambing keduanya berubah menjadi arteria mammaria yang segera bercabang menjadi arteriamammaria cranialis dan caudalis.Kedua cabang ini bercabang-cabang lagi menjadi arteria yang lebih kecil, kemudian membentuk kapiler yang member darah ke sel-sel ambing.
Venula yang berasal dari kapiler-kapiler dan saling beranastomosa membentuk vena yang menampung darah dari ambing.Pada bagian atas/puncak ambing vena membentuk lingkaran vena. Pada tempat ini darah meninggalkan ambing melalui tiga jalan, yaitu :
1. Jalan utama pertama tediri atas dua buah vena pudenda externa yang
sejajar dengan arteria pudenda externa berjalan melalui canalis inguinalis dan akhirnya menggabungkan diri dengan vena cava yang membawadarah ke jantung.
2. Jalan utama kedua terdiri atas dua buah vena yaitu :vena abdominalis atau vena mammae kanan dan kiri yang terdapat pada tepi anterior dariambing. Kedua vena ini berjalan di sepanjang dinding ventral perut beradalangsung di bawah kulit. Vena ini masuk ke dalam cavum thoracis padasumber susu dan akhirnya menggabungkan diri dengan vena cava anterior ke dalam jantung.
3. Jalan ketiga yaitu vena perinealis, walaupun kecil merupakan jalan masuk
ke dalam tubuh dari ambing melalui velvis. Pada saat sapi berdiri sebagian besar darah kembali ke jantung melalui vena susu. Tetapi dalam keadaan sapi berbaring aliran darah yang melalui vena susu terhenti. Walaupun demikian produksi susu tidak terganggu karena adanya jalan ketiga tersebut. Terdapat kenaikan aliran darah ke ambing (+ 180 persen) pada beberapa hari setelah sapi beranak. Kenaikan ini dapatlah dihubungkan dengan penurunan aliran darah uterus setelah beranak dan ini mungkin mengambil peranan penting dalam inisiasi dari sekresi susu karena lebih banyak bahan-bahan pembentuk susu serta hormon laktogenik yang terbawa bersama aliran darah tersebut ke dalam ambing.
Tiap-tiap satu volume susu yang dibentuk memerlukan 500 volume darah yang mengalir ke dalam ambing. Secara singkat dikatakan Blood flow rate merupakan determinan yang penting dalam mengatur produksi susu.
Sistem Limfatik
Limfe (getah bening) adalah cairan kelenjar tanpa warna yang dialirkan dari
rongga jaringan oleh pembuluh limfe berdinding tipis. Limfe mempunyai komposisi yang sama dengan darah kecuali limfe tidak mengandung sel darah merah. Nodula limfe ambing dan nodula limfe lainnya yang tersebar di seluruh tubuh penting untuk pertahanan sapi terhadap penyakit.Nodula limfe membentuk limfosit, sejenis sel darah putih yang berperan pada imunitas.Nodula juga menghilangkan bakteri dan benda asing lainnya. Respon terhadap infeksi mastitis, nodula meningkatkan hasil limfositnya ke dalam pembuluh limfe yang akhirnya menyebarkan limfosit ke dalam vena cava
anterior. Limfosit kemudian dibawa ke ambing untuk memerangi infeksi.
Sistem Syaraf
Lapisan dalam ambing terdiri atas dua tipe syaraf, yaitu serabut syaraf afferent (sensoris) dan serabut syaraf efferent (para simphatis). Fungsi utama dari serabut syaraf simpatis pada ambing adalah untuk mengontrol penyediaan darah pada ambing dan mendinnervasi otot-otot polos yang mengelilingi saluran-saluran susu dan otot-otot spinkter dari puting susu.
Rangsangan pada sapi menyebabkan sistem simpatetik menghentikan hormon syaraf epineprin, yang mengecilkan pembuluh darah dan mengurangi produksi susu.
Sistem Saluran Ambing
Sistem saluran ambing terdiri atas serangkaian saluran alir yang berawal pada
alveoli dan berakhir pada saluran keluar.
Puting. Puting tertutup oleh kulit tak berambut yang tidak memiliki kelenjar
keringat. Pada dasar puting terdapat saluran pengeluaran tempat susu  mengalir ke luar. Panjang saluran pengeluaran biasanya 8-12 mm dan merupakan garis dengan sel yang membentuk serangkaian lipatan serta akan menutup saluran pengeluaran selama selang pemerahan.
Sisterne Kelenjar. Sisterne puting terletak tepat setelah saluran pengeluaran
bersatu dengan sisterne kelenjar pada dasar ambing. Sisterne kelenjar berfungsi sebagai ruang penyimpanan terbatas karena menerima tetesan dari jaringan sekretori. Umumnya sisterne kelenjar berisi 1 pint (473,18 cc) susu yang kemampuan nyatanya berbeda pada tiap-tiap sapi.
Saluran Ambing. Percabangan sisterne ambing ada 12 sampai 50 atau lebih
saluran, yang kembali bercabang beberapa kali dan akhirnya membentuk duktul terminal yang mengalir ke tiap alveolus.
Alveoli.Alveoli dan duktul terminal terdiri dari lapisan tunggal sel epitel. Fungsi
sel-sel ini memindahkan makanan dari darah dan mengubah menjadi susu serta mengeluarkan susu ini ke dalam tiap alveolus. Dalam keadaan berkembang penuh saat laktasi, beberapa alveoli berkelompok menjadi lobuli, dan beberapa lobuli bersatu menjadi lobus.
4. Perkembangan dan Pertumbuhan Ambing Normal
Jumlah sel pembentuk susu adalah faktor utama yang membatasi tingkat
produksi susu. Estimasi korelasi antara hasil susu dan jumlah sel ambing terentang antara 0,50 sampai 0,85.
Perkembangan Fetal dan Embrionik. Rudimen ambing tampak jelas dari
penebalan sel ektodermal pada permukaan ventral (perut) embrio di antara kaki belakang. Perkembangan ini terjadi waktu panjang pedet antara 1,4 sampai 1,7 cm (kira-kira 30 hari setelah konsepsi).
Lahir sampai Pubertas. Sampai pedet umur tiga bulan, sistem saluran ambing
belum terlihat dewasa. Sistem saluran tumbuh mengelilingi lapisan lemak ambing secara proporsional sesuai dengan pertambahan berat badan. Setelah tiga bulan, pertumbuhan ambing kira-kira 3,5 kali lebih cepat dari pada pertumbuhan tubuh. Kecepatan pertumbuhan ini berlanjut hingga umur sembilan bulan.Sel-sel saluran ambing berakumulasi selama 3 sampai 5 siklus estrus pertama setelah pubertas.Jumlah sel terlihat jelas menurun saat fase kebuntingan. Antara umur 9 bulan dan konsepsi, pertumbuhan dan regresi kelenjar susu selama estrus mencapai suatu keseimbangan.
Peningkatan murni jumlah sel ambing sesuai dengan peningkatan bobot
badan. Jumlah tebesar pertumbuhan saluran ambing sebelum konsepsi terjadipada umur sembilan bulan.Karena itu, sebaiknya peternak memperhatikandara tumbuh baik dan segera siap kawin.
Selama Kebuntingan. Alveoli tidak terbentuk hingga terjadi kebuntingan pada
sapi dara. Kemudian alveoli mulai menggantikan jaringan lemak seluruhambing.
Selama Laktasi. Jumlah sel ambing terus meningkat selama laktasi awal.
Perkembangan ini mungkin berlanjut sampai puncak laktasi.Sebagai hasilnya,alveoli hampir seluruhnya terbungkus pada laktasi awal. Setelah itu, tingkatpenurunan sel ambing melebihi tingkat pembelah sel. Hasilnya menunjukkansecara nyata ambing mengandung lebih sedikit sel,pada akhir laktasi daripadaawal laktasi. Mastitis juga menyebabkan kehilangan sel ambing. Secara alami,kehilangan sel sekretori apakah dari fisiologis atau sebab patologis,menurunkan jumlah produksi susu. Oleh karena itu pemeliharaan jumlahmaksimal sel ambing sangat dianjurkan terutama bagi sapi dengan produksitinggi, karena jika sel ambing tidak ada susu tidak terbentuk.
Selama Laktasi dan Kebuntingan. Kebanyakan sapi dikawinkan antara 40
sampai 90 hari setelah beranak. Tingkat awal kebuntingan relatif sedikitberpengaruh terhadap produksi susu atau jumlah sel ambing. Perkembangankebuntingan terjadi setelah lima bulan. Perkembang-an ini menyebabkan hasilsusu dan jumlah sel ambing menurun pada sapi laktasi bunting dibandingkanyang tidak bunting.
Selama Masa Kering. Pemerahan setiap hari biasanya dihentikan setelah sapi
perah berlaktasi 10 sampai 12 bulan (dengan rentangan 6 hingga 18 bulan).Jika sapi bunting, periode nonlaktasi ini (periode kering) diawali biasanyasekitar 60 hari sebelum tanggal beranak. Mengikuti penghentian pemerahantiap hari, ambing induk tidak bunting menjadi dipenuhi dengan susu selamabeberapa hari. Walaupun begitu, aktivitas metabolik menurun cepat.Kemudian, tampak jelas degenerasi dan kehilangan sel epitelial alveoler.Selmio-epitelial dan jaringan pengikat masih ada biarpun alveoli menghilang.
Secara histologis, jaringan pengikat dan sel lemak menjadi lebih menonjol
selama periode ini. Setelah involusi lengkap ambing makan hanya terdapatsistem saluran. Sistem saluran induk sapi, akan tetapi, lebih banyak dari padasapi dara. Walaupun penelitian pada sapi perah belum dilaporkan, involusi lengkap alveoli membutuhkan 75 hari pada kambing tidak bunting.
Sapi yang bunting normal selama periode kering, dan karena kebuntinganmerangsang pertumbuhan ambing, involusi lengkap tidak terjadi pada sapibunting.Umur kebuntingan paling sedikit 7 bulan sejak awal periode keringmenyebabkan jumlah sel ambing tidak berubah terutama selama periodekering. Induk yang tidak mendapat periode kering normal menghasilkan susuberikutnya berkurang daripada sapi yang mendapat istirahat 60 hari di antaralaktasi-laktasi. Karena itu, periode kering di antara laktasi-laktasi penting untukproduksi susu maksimal. Ketidakhadiran periode kering bergabung denganpeningkatan jumlah sel yang terjadi selama tingkat awal laktasi berikutnya.Halini terutama menjelaskan kebutuhan periode kering pada sapi.



5. Kontrol Hormonal Perkembangan Ambing
Perkembangan ambing nyata tidak terjadi karena ketidakhadiran hormon
tertentu. Secara umum, hormon yang merangsang pertumbuhan ambingadalah hormon yang juga sama mengatur reproduksi. Karena itu, sebagianbesar pertumbuhan ambing terjadi pada peristiwa reproduksi tertentu saja, misalnya saat pubertas, kebuntingan, dan sesaat setelah beranak.
Ovari. Hormon ovari merangsang perkembangan ambing selama pubertas
dan kebuntingan. Hormon ovari spesifik yang berperan dalam responpertumbuhan ambing adalah estrogen dan progesterone.Estrogen merangsangpertumbuhan saluran ambing, sedangkan kombinasi estrogen danprogesterone diperlukan untuk mencapai perkembangan lobuli-alveoler.
Pituitari Anterior. Hormon dari pituitari anterior diperlukan untuk pertumbuhan
ambing. Bekerjasama dengan hormon ovari (estrogen dan progesteron) untukmenghasilkan per-kembangan ambing.
Laktogen Plasental Sapi. Plasenta adalah sumber estrogen dan laktogen
plasental sapi. Struktur plasental sapi serupa tetapi lebih besar dari prolaktindan hormon pertumbuhan. Laktogen plasental sapi mungkin bekerja samadengan pituitary anterior dan hormon ovari untuk perkembangan ambingselama kebuntingan.
Adrenal dan Tiroid.Pemberian adrenal glukokortikoid dan tiroksin memulaiperkembangan ambing.Tetapi pengaruh-pengaruh ini mungkin berhubungandenganfungsi metabolik umum-nya dan tidak dari kepentingan primer dalam menyokong pertumbuhan ambing.
Interaksi Hormon dan Keadaan Nutrisi. Dara yang diberi pakan berlebih ataukurang secara jelas menghasilkan susu lebih sedikit daripada dara yangtumbuh dengan zat gizi sesuai anjuran.
6. Kontrol Hormonal Laktasi
Sekresi ambing dihasilkan hanya setelah pembentukan sistem lobuli-alveoler.
Karena itu, pada dara bunting sekresi tidak tampak sampai pertengahankebuntingan. Berbagai enzim yang diperlukan untuk sintesis susu terdapatdalam sel ambing yang dibentuk sebelum beranak. Saat beranak, hormone menyebabkan peningkatan besar produksi susu. Sekresi yang dibentuksebelum beranak adalah kolostrum yang alami dan bukan susu murni.
Permulaan Laktasi. Selama kebuntingan, progesteron menghalangi sekresi α-
laktalbumin (salah satu protein susu). Halangan ini cukup untuk mencegahsintesis susu selama sebagian besar periode kebuntingan dara. Juga, titertinggi progesteron menghalangi mulainya laktasi pada induk sapi saat periodekering.Progesteron tidak efektif menghalangi kerjasama kebuntingan danlaktasi namun sebaliknya, laktasi segera dihalangi bila sapi laktasi menjadibunting.Segera sebelum beranak titer progesterone menurun, sedangkanestrogen, ACTH, dan level prolaktin meningkat.Pemberian adrenal kortikoidatau estrogen mengawali laktasi sapi perah.
Pemeliharaan Laktasi. Sesudah sapi beranak, produksi susu meningkat cepat
dan mencapai maksimum pada 2 sampai 6 minggu. Kemudian hasil sususecara beraturan menurun.Batasan berikut akan digunakan untuk menguraikan laktasi. Milk secretion /sekresi susu melibatkan sintesis intraseluler susu dan laju alir susu dari
sitoplasma ke dalam lumen alveoli. Milk removal / pengeluaran susu melibatkanpengeluaran pasif susu dari puting, sisterne kelenjar, dan saluran utama serta pengeluaran aktif susu yang disebabkan oleh kontraksi sel mioepitel sekitar alveolus sebagai respon terhadap oksitosin. Laktasi terdiri darisekresi susu dan pengeluaran susu.


 DAFTAR PUSTAKA

Bath, D. L., F. N. Dickinson, H. A. Tucker, and R. D. Appleman. 1985. Dairy
            Cattle : Principles, Practices, Problems, Profits. 3rd Edition. Lea & Febiger,                      Philadelphia. 291-305.
Foley, R. C., D. L. Bath, F. N. Dickinson, H. A. Tucker, and R. D. Appleman. 1973.
            Dairy Cattle : Principles, Practices, Problems, Profits. Reprinted. Lea &
            Febiger, Philadelphia. 390-406.
Wikantadi, B. 1978.Biologi Laktasi. Bagian Ternak Perah, Fakultas Peternakan
            Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta














 

















Tidak ada komentar:

Posting Komentar